Review Penggunaan Produk Himalaya Purifying Neem Mask - Masker Anti JERAWAT

Mei 12, 2016

Welcome to the jungle

Kali ini saya akan mereview produk yang pernah saya pakai yaitu Himalaya.

Bagi ladies yang masih setia pacaran sama jerawat tentu pengen pakai produk yang anti jerawat dong ya. Sama dong kita. Tos!!


Saya melirik produk masker anti jerawat dari Himalaya ini awalnya karena terlebih dahulu menggunakan sabun muka Himalaya Purifying Neem Face Wash seperti gambar di bawah. 
http://cherriesspink.blogspot.co.id/2014/02/review-himalaya-herbals-face-wash.html

Produk ini memikat hati saya karena dia memproklamirkan diri sebagai produk yang bebas dari SLS/SLES, parabens dan senyawa senyawa serupa. Bagi kulit sensitif, senyawa ini dapat menimbulkan iritasi. Sehingga penggunaannya harus hati-hati. Sebenarnya saya nyaman menggunakan produk ini karena tidak menimbulkan efek berminyak di wajah, wajah tetap kenyal seperti semula, tidak kering, dan tidak terlalu berbusa sehingga saya sangat yakin bahwa memang produk ini bebas dari detergen yang selama ini ditakuti oleh pemilik wajah sensitif berjerawat. Lalu saya putuskan untuk mencoba produk dari pabrikan sejenis.

Karena tertarik dengan produk yang mengusung herbal dan anti paraben ini, saya memutuskan membeli masker yang memiliki kandungan serupa yaitu Nimba dan ekstrak kunyit. Terimakasih pada mba Bule atas reviewnya. Pada seminggu pemakaian masker ini, yang saya rasakan adalah wajah jadi lebih kencang, putih sementara dan komedo terangkat. Karena efek komedo yang lebih cepat hilang inilah saya jadi tertarik untuk menggunakannya rutin seminggu sekali untuk mempercepat pengelupasan komedo. Jujur saja komedo saya yang putih-putih sangat mengganggu bahkan hingga gatal.


Dua minggu pemakaian masker ternyata menjadi waktu saya yang paling berharga dalam masa perawatan. Jerawat akhirnya justru muncul besar-besar. merah dan akhirnya bernanah. Awalnya saya hiraukan karena saya terakhir mengkonsumsi santapan ikan laut berprotein tinggi. Saya teruskan saja penggunaan masker ini karena harapannya saya ingin segera menyembuhkan jerawat. 


Menjelang lebaran tahun 2015 dan genap sebulan saya menggunakan masker ini, saya memutuskan berhenti karena jerawat tidak kunjung membaik dan semakin parah karena kondisinya semakin gatal, merah dan bernanah. Setelah lebaran, saya mengunjungi dokter spesialis di RS.Panti Rapih untuk mendapatkan pengobatan. Dan ternyata penyebab dari jerawat ini karena saya alergi terhadap kaolin dan bentonite yang ada di produk tersebut. Saya tidak menyangka bisa alergi terhadap kandungan yang ini. 
Silakan cari kandungan kaolin di bagian ini

Kandungan kaolin ternyata ada di deretan nomor 2 setelah aqua, sehingga kandungan terbesar dari produk ini setelah aqua adalah kaolin. Saat saya cek di kemasannya, memang benar ada kaolinnya. Dokter tidak menyalahkan produk ini tetapi menyalahkan saya karena tidak berhati-hati dalam memilih produk perawatan wajah mengingat wajah saya ini tergolong wajah sensitif. Menurut Dokter Widodo, Sp.K.K., produk yang memiliki kandungan kaolin, turunan paraben, bentonit, rawan bagi kulit sensitif. Bagi kulit sensitif, bahan-bahan ini justru menjadi racun dan harus disterilkan terlebih dahulu dengan tidak menggunakan produk perawatan apapun. "Produk-produk berbahan itu sama efeknya dengan Natasha untuk kulit sensitif, tambahnya. Jadi, lain kali harus berhati-hati dalam memilih produk.

Pada akhirnya saya harus melalui lebih dari 6 bulan penyembuhan. Penyembuhan pertama saya harus mengkonsumsi antibiotik untuk mengobati inflamasi pada jerawat saya yang merah dan bernanah itu. Untuk malam hari, saya disarankan menggunakan resep racikan khusus yang kandungannya termasuk ada krim antibakteri yaitu clyndamicyn untuk mencegah timbulnya jerawat baru akibat bakteri. Saya juga disarankan untuk tidak sering bepergian dengan wajah terpapar polusi karena itu akan memperparah. Kalau mau jalan kaki kemana-mana akan jauh lebih baik.

Pengobatan kedua saya disarankan untuk cek kadar hormon dalam darah saya saat masa subur. Nah ini yang susah. Bagi orang yang memiliki siklus haid yang tidak tetap seperti saya akan sulit. Harus bolak balik ke RS. Sardjito sebagai rumah sakit rujukan untuk cek masa subur. Baru setelah itu dibolehkan untuk tes darah PSPR kalau ngga salah ingat. Krim yang akan digunakan untuk merawat jerawat nantinya disesuaikan dengan kondisi hormon masing-masing orang. Krim jerawat ini harus di-freez dalam kulkas sementara saya tidak punya kulkas. Di sinilah tantangannya. Akhirnya saya putuskan untuk berhenti dari tes ini dan mengikuti pengobatan metode lain dengan dokter yang sama. Kelanjutan pengobatan ini akan saya sampaikan di postingan berikut

You Might Also Like

0 komentar

Like us on Facebook