Nasihat Pernikahan : Usaha Mengabdi
Desember 09, 2018
Malam itu seperti malam saat Lailatul Qadr berlangsung, sunyi, tak ada
bebunyian hewan malam yang biasanya ribut bersaing mencari perhatian, angin
bergerak pelan namun pasti untuk bersenggolan manja dengan dedaunan pohon
halaman rumah, kucing peliharaan jam 8 malam sudah masuk rumah dan terlelap di atas kursi jengki.
Seminggu lagi, Giselle akan menghadapi babak baru dalam kehidupannya.
Laki-laki asing yang 25 tahun sebelum mereka memutuskan pacaran, sungguh tak
pernah ia kenal sebelumya akan mendampinginya di sisa usia yang bahkan ia tak
tahu akan sampai pada angka berapa tahun. Meski persiapan sudah hampir 80%, ternyata
ia masih dirundung gelisah.
“Mah, sampai detik ini kadang aku masih ragu dengan Mas Gading. Aku ngga
pernah tahu ketika di dalam biduk rumah tangga nanti, apakah Giselle bakal bisa
mempertahankan rumah tangga meski ada badai masalah datang seperti halnya
pernikahan-pernikahan pada umumnya. Temen-temen seusia Giselle banyak yang udah
cerai Mah, nggak cowok, ngga cewek. Giselle sebenernya takut kalo bakal
berakhir kayak mereka,” curhat Giselle saat ibunya menuangkan gula untuk teh
serai yang akan mereka nikmati berdua.
Ibunya tenang, mengaduk gula sambil memastikan aroma serai sudah keluar
sehingga bisa dinikmati bersama.
“Kamu sama Gading itu sama-sama orang yang taat dalam beragama setau Mamah.
Jodoh, perolehan harta, pekerjaan, sakit, maut pun sebelum kalian akhirnya
lahir di dunia sudah diatur Yang Di Atas. Dalam kehidupan, ga mesti
enak-enaknya doang yang dikasih. Tuhan itu cuman pengen kalian berusaha,
terlepas apapun hasilnya di belakang nanti. Pisah atau bersatu itu pun udah
ditakdirkan. Meski apapun udah ditakdirkan, ngga mungkin kan kalo kita diem aja,
usaha aja terus. Jangan lupa bawa Tuhan di setiap usahamu. Toh usaha kalian
juga tujuannya kan buat mengabdi ke Tuhan melalui pengabdian ke pasangan
masing-masing.”
Pogung, 10 Desember 2018
Dibuat menjelang ulang tahun Alm. Bapak
0 komentar